Thursday, December 13, 2007

KL-Singapore Desember 2007

4 Dec 07 : Fly to KL

Percuma pasang weker jam 0500, karena sampai jam 0200 pagi baru bisa tidur dan tiap ½ jam terbangun. Traveling kali ini memang membuat aku kayak kuda mau dikawinin. Girang banget!
Akhirnya jam 4 pagi nyerah, bangun, nyeduh kopi trus mandi, sekalian ikut Doa Pagi di gereja.
Berangkat ke bandara pake taksi, ambil duit di BCA dulu dan jemput mama di Keprabon.
Pagi ini ke Kuala Lumpur pake AirAsia, murah : hanya 529.999 rupiah/orang oneway Solo-KL.

Bandara penuh dan semrawut kayak pasar ayam. Penuh TKW dan calo TKI.
Sesudah check-in, bayar fiskal dan clearence imigrasi, kami menunggu di ruang boarding. AirAsia menyediakan fasilitas Express Boarding: dengan membayar 50 ribu, bisa mendapat prioritas boarding.

Sistem operasional AirAsia sangat efisien dan kru nya cekatan. ETD mustinya jam 0855, tapi jam 0835 sudah boarding dan jam 0844 pesawat sudah take off. Pesawat airbus A320 kali ini anyar banget: bersih dan kinclong! Perlengkapan elektriknya juga canggih; semua lampu, pengumuman, pengatur suhu, musik, dll dikendalikan melalui sebuah touch screen panel. cool!
Tapi rada kecewa : nasi lemaknya habissss….
Pilotnya ngebut, mustinya 2,5 jam tapi 2 jam saja sudah landing. Matahari tersenyum cerah di LCCT KLIA.

Antrian imigrasi, pengambilan bagasi, serta pabean lancar. Dari Bandara kami naik SkyBus dulu ke KL Sentral, tiketnya hanya 9 ringgit bisa beli dipesawat. Disambung 10 menit naik kereta bayar 2 ringgit sampai di Ampang Park.


Setelah check in dan masukin barang di PNB Darby Park (US $75/malam), jam 1400-an langsung naik kereta lagi ke Suria Mall di KLCC. Muter2, makan, muter2 lagi sampai jam 1700 an. Awalnya mau pulang naik kereta lagi tapi jam segitu ternyata antrian calon penumpang kayak antrian mudik lebaran di Pasar Senen. So pulang jalan kaki saja.
Sebelum pulang mampir beli makan di Lotus Nasi Kandar Penang.

Belum ada jam 2100, aku sudah nyerah disergap kantuk.


5 Dec 07 : Medical Check

Bangun jam 0755 pagi langsung mandi dan sarapan di lantai bawah trus check out dari hotel.
Tujuan utama ke KL adalah medical-check mama di HSC Medical Center yang satu gedung dengan hotel, jadi kami tinggal jalan ke sebelah. Segera setelah sampai mama langsung menjalani beberapa pemeriksaan, salah satunya treadmill : satu hal yang mama ga suka banget. Singkatnya : hasilnya baik, meskipun kadar kolestrol agak tinggi. Tapi dokter bilang it’s okay dan 6 bulan lagi balik check lagi.
Biaya pemeriksaan gak mahal 800 ringgit, tapi obat untu 6 bulan lumayaaaaaaaaannn hehe…
Kali ini banyak banget orang Indonesia yang medical check.
Belum ada jam 0900 ketika mama mulai pemeriksaan, tapi jam 1100 lebih sudah beres.

Balik ke PNB Darby Park, ambil bagasi yang kami titipkan trus naik taksi ke Tune Hotel. Aku ajak mama nyobain hotel yang pemiliknya sama dengan AirAsia. Aku liat lobby nya lumayan bersih dan hip. Staff nya juga ramah+murah senyum.
Hotel No Frills Concept ini emang murah banget! Beli online sebulan sebelumnya hanya 29,9 RM alias sekitar 83 ribuan semalam! tapi apa2 bayar. Kami sampai di Tune Hotel sebelum jam 1200 padahal check-in jam 1400, so kami titipkan tas yang ternyata kudu bayar juga! 1 ringgit per piece.
Daripada nunggu, kami pergi ke Ikano Center di Damansara pake taksi, sekitar 15 ringgit. Tujuannya mau ke IKEA. Sebelumnya makan ‘rebus2’ dulu. 42 ringgit kemahalan ya ?

Di IKEA beli beberapa bantal untuk sample, dan oleh2 buat Linda, Paolin, dan Johan.
Jam 1730 kami pulang naik gratis yang disediakan Ikano Center ke stasiun Kelana Jaya, disambung kereta ke KL Sentral. Dari sana kami naik taksi balik ke Tune Hotel.
Bener2 no frills concept : meski tempat tidurnya bagus (King Koil), bersih tapi kamarnya kecil; ga ada kursi/lemari/teve apa lagi kulkas. Kamar mandinya bersih. Ga kalah sama PNB Darby Park.
Di lantai lobby ada beberapa pilihan makanan. Kami beli sandwich seharga 6 ringgit yang ternyata gede banget. Hehe berdua sampai kekenyangan.


Jam 2100 an mama sudah tidur, aku yang glibak-glibuk ga bisa tidur dengerin radio dari HP sampai hampir jam 0100 baru bisa merem.


6 Dec 07 : Go to Singapore
Jam 0400 dibangunkan alarm HP cepet2 mandi dan telp pesan taksi ke Bandara. Taksinya bersih dan aku cukup tidur, sehingga perjalanan ke bandara kali ini rasanya lebih nyaman dibanding perjalanan yang sama bulan April lalu. Pagi ini mau ke Singapore melalui Johor Bahru (JB).
Penerbangan KL-Singapore menggunakan Malaysian Airline atau Singapore Airline harga tiketnya sekitar 410 ringgit/orang (1,148 juta rupiah) Sementara pake AirAsia cuma 52,99 ringgit (148 rebu)
Penerbangan ke JB adalah 40 menit penerbangan domestik, ETD pukul 0755

Kami mendarat di Bandara Sultan Ismail di kota Senai 37 km dari JB. Dari bandara ini naik bis Causeway Link warna putih ke City Lounge, tempat transit di JB. Lama perjalanan ½ jam. Selanjutnya ganti bis Causeway Link warna kuning yang akan menuju ke stasiun Kranji MRT di Singapore sejauh kira2 1 km.


Dalam perjalanan ini kami kudu turun di Imigration Point Malaysia dengan membawa semua barang. Tempatnya jorok + becek kayak pasar, tapi clearence-nya cepet. Setelah menyeberangi selat yang memisahkan Malaysia dan Singapore, sekali lagi kudu turun di Woodland, tempat Imigration Point Singapore. Barang2 juga kudu dibawa karena akan ada pemeriksaan pabean.
Gedung imigrasinya bagus. Lebih bagus dari bandara kebanyakan di Indonesia malah.
Clearence mama cepet, tapi pas giliran aku sempat ditanya macem2 (mungkin petugasnya naksir hehe…)
Dari Woodland ini, kami naik lagi bis yang tadi ke Kranji MRT. Total perjalanan Senai-Malaysia ke Kranji-Singapore kira2 1 jam.

Di Kranji MRT kami makan dulu baru naik kereta ke Dhoby Gaut. Lama perjalanan 40 menit, tiketnya Sing $ 1,9 per orang.
Stasiun ini terdekat hotel kami menginap : YMCA International House, hanya 200 meter.

Hotel ini dipilih selain dekat stasiun MRT dan Orchard, juga berafiliasi dengan lembaga agama. Sebelumnya aku browse di internet kebanyakan hotel mid-range ada didaerah ‘red-district’ atau di daerah chinatown, little india, dll yang aku ga sreg aja.
Singapore memang mahal. YMCA IH saja sudah Sing $ 180 permalam (1,171 juta rupiah) padahal hanya bintang 3.
Front office YMCA sudah tua2 dan mahal senyum. Tapi proses check-in sangat cepat dan efisien. Sooo Singapore!
Kamarnya kecil, bersih dan fully furnished.


Sesudah istirahat sebentar, aku ajak mama naik kereta lagi ke City Hall. Dari sana ada deretan mall sampai ke Esplanade.
Waktu masih di stasiun City hall, aku beli ez-link semacam kartu prabayar untuk naik kereta, bis bahkan untuk belanja dibeberapa toko tertentu


Setelah muter2 mall (tapi ga beli apa2) kami makan di Makansutra – Gluttons bay sebuah hawker food center di area Esplanade.



Kami makan mi seafood dan aku juga pesan kopiah : semacam lumpia. Sempat mangkel sama yg jual minum karena aku pesan hot tea, eh tehnya di kasih susu!!...trus ingat kalau di Malaysia dan Singapore, kalau mau ga pake susu, namanya ‘tea-o’ (kok kayak nama seseoang hehe…)
Oh ya, sebelum makan sempat beli tiket drama musikal Chity Chity Bang Bang. Drama musikal ini biasanya main di Broadway dan produsernya sama dengan film2 James Bond 007 : Ian Flemming. Tiket termurah 40 dolar sudah habis, tinggal 70 dolar (455 ribu rupiah) itu saja duduknya di tingkat empat paling belakang.
Sambil nunggu drama musikal main, sempat blusak-blusuk musium Esplanade dan nonton resital piano+gitar.

Pas beli tiket diwanti2 agar sudah di dalam gedung 15 menit sebelum show dimulai. Jadi setengah jam sebelum mulai (jam 1930) aku dan mama sudah registrasi. Surprise banget, ga tahu kenapa tiket kami di upgrade ke kelas utama yang ada di tingkat 1 bagian depan, yang harga tiket sebenarnya 140 dolar! (912 ribu rupiah) WAW!!
Gedung theaternya keren banget! Sayang ga boleh motret. Padahal bau sekali ini aku dan Ma nonton theater. Hehehe….
Lama pertunjukan 2,5 jam dengan jeda 20 menit. Keren banget. Meskipun mama ga mudeng bahasa Inggrisnya (british banget) saja bisa menikmati show ini.

Pertunjukan selesai jam 11 malam. Aku liat antrian taksi penuh. Iseng aku ke halte bis dan ternyata sangat tourist friendly. Jalur dan sistemnya sangat mudah dipahami. Akhirnya aku dan Ma coba naik bis yang ternyata emang nyaman banget!! Mama juga seneng banget dengan sistem pembayaran bis dengan ‘tapping’ kartu ez-link.
Sepanjang jalan menuju hotel dihiasi lampu2 keren dan meriah.

Secara aku dan ma masih kenyang, malam ga makan lagi. Tidur sesudah jam 2400.

Oh ye ternyata Simpati bisa dipakai di Singapore, hari ini terima banyak sms :p



7 Desember 2007

Hari ini bangun agak siang, jam 0800 lebih. Hehe..
Rencananya mau ajak mama ke Chinese Heritage Centre (CHC) yang berada di Nanyang Technology University (NTU) di sisi barat Singapore. Dari Stasiun Dhoby Gaut kami naik kereta sampai stasiun Boon Lay trus disambung bis. Seneng banget dengan sistem transportasi di Singapore yang sangat jelas dan nyaman. Sampai mama wanti2 ga mau naik taksi, karena mudah banget naik kereta atau taksi. Jalurnya mudah dipahami dan bisnya bersih.
Aku nggak bisa ngerti kenapa Indonesia ga bisa mencontohnya. Ini bukan soal teknologi atau sistem yang rumit, tapi lebih pada peranan pemerintah dalam menentukan regulasi dan sebagai fasilitator.

Tentang CHC kapan2 saja aku tulis jadi posting tersendiri.

Dalam perjalanan ke NTU, kami melewati kompleks Chinese + Japanese Garden, dan mama pengen mampir. So balik dari NTU kami berhenti disana. Taman ini kayak Taman Mini dengan isi budaya China dan Jepang. Lumayan terawat dan tempat yg asyik untuk piknik bersama keluarga atau pacar. hehehe….

Selanjutnya kami naik kereta lagi turun di stasiun Outram Park dan jalan kira2 200 meter. Ada Food Center terkenal : Lau Pa Sat yang dalam bahasa Hokkian artinya : Pasar Tua.
Tempat ini dulu adalah pasar yang kemudian diubah menjadi pusat makanan. Mau cari apa saja ada. Dari makanan halal sampai makanan ga halal. Pengunjungnya juga macam2 : asia, bule, negro, wanita berkerudung, orang kantoran, orang ganteng kayak saya, pokoknya semua jenis manusia ada.
Mama lagi2 pesan mi (kayaknya emang jadi makanan favorit di Sing) aku pesan nasi + iga babi. Hehe... Oh ya murah juga. Masing2 cuma sekitar 5 dollar (32,5 ribu) Air mineral yang mahal. Mosok 500 cc harganya 2 dolar (13 ribu) sementara coca cola kaleng cuma 1,8 dolar (11,7 ribu)

Sesudah kenyang kami naik bis ke Chinatown yang jauh lebih ‘saleable’ dibanding chinatown di Kuala Lumpur apalagi di Glodok Jakarta! Semua bangunan terawat dengan baik. Selain memang cakupan areanya lebih luas. cuma liat2 saja, ga beli apa2.

Di daerah ini kami sempat masuk ke kuil yang menyimpan relic suci gigi sang Budha.
Sebenarnya pengen coba naik beca singapore, tapi mama ga mau. Malu katanya. Hehe….

Selanjutnya kami naik kereta ke Orchard Road. Jalan2 keluar masuk mall yang saling berlomba menarik pengunjung.
Sore jam 1700 an kayaknya mama kecapean, jadi aku ajak naik kereta pulang.

Waktu sampai di hotel, kami lihat ada Kebaktian Natal yang diselenggarakan Gereja HIT dari Bandung jam 1900. Aku ajak mama untuk ikut.
Kebaktian Natalnya pake dwilingual, dipimpin pendeta Caleb Tong. Sebelum mulai, saat teduh diisi dengan musik ‘hand bell’ yang baru pertama kali aku liat. Bentuknya kayak pipa pralon dengan pemukul diujungnya. Satu alat mengeluarkan satu nada, persis kayak angklung.

Usai Kebaktian ada makan malamnya.
Selesai makan aku ajak mama naik taksi muter2 kota (*kota atau negara sih?) liat jalan2 yang didekor lampu2 natal. Ugh! Jam 2300 aja dimana2 masih macet. Tapi keren banget kok! Sayang kamera aku ga bisa motret malam hari. Hehe…

Oh ya, internetnya mahal banget di hotel. 10 menit 1 dolar! (6500 rupiah)

What a day!


8 Desember 2007

Hari ini terakhir di Singapore. Rencananya cuma cari oleh2 saja. Setelah makan langsung ke Orchard. Blusak-blusuk mall lagi. Sekali ini beli buku2 untuk Moses dan Lia, kaos untuk Ay, Wik, Linda dan Paolien. Dendeng untuk bu Lurah, apa lagi ya?.....


Trus kami naik taksi ke Mustafa Center yang rame banget kayak Tanah Abang. Sebelumnya sempat makan di food center dulu.
Di Mustafa dapet : permen coklat dan kaos untuk oleh2. Kaosnya mahal! 90 rebuan!
Ohya beli koper juga hehe! Sampai 2 malah! Karena emang ternyata belanjaan banyak banget.
Di Mustafa aku sempat ngurus GST, yakni kebijakan pemerintah untuk mengembalikan pajak barang2 yang dibeli oleh turis dengan syarat barang itu untuk dibawa keluar Singapore. Lumayan loh 7%!

Ga terasa di Mustafa udah jam 1600. rada panik juga, soal-e flight ke Jakarta jam 1955. Jadi ingat mimpi2 buruk selama ini. So cepet2 naik taksi, ambil lugage di hotel dan langsung ke bandara Changi.
Ternyata hanya ½ jam udah sampai! Singapore emang kecil!

Waktu check-in ternyata over-bagage 17 kg! padahal kalau bayar per kgnya 8 dolar! (52 rebu), akhirnya diakali sebagian barang dan koper ditenteng, supaya ga kena over bagage.

Ga ada ruginya datang awal di Changi yang kayak mall. Sempat makan dulu. Ma lagi2 pesen mi. haha…
Aku pesen nasi ayam. Enak banget!

Di Changi beli coklat lagi dan beliin Iwan web-cam untuk laptop nya.

Kami ke Jakarta dengan Jetstar Airline. Another low cost airline. Waktu beli on-line sudah bisa menentukan no tempat duduknya. Singapore-Jakarta 914 ribu/orang. Lama penerbangan 1 jam 40 menit.

Sampai di jakarta dijemput Nyo sekeluarga dan Wik.
Secara rumah Nyo sedang direhab, kamu dimasukin hotel di President Club Jababeka, Cikarang. Hotelnya keren.


9 Desember 2007

Aku dan mama bangunnya kompak jam 0730 hehe….
Pagi ini janjian makan bubur sama Linda, Wik, Moses dan Lia.
Nyo2 ikut turnamen golf.
Selesai makan muter2 cari tiket ke Solo. Pengen pulang hari ini, secara kerjaan pasti sudah numpuk di Solo. Tapi karena hari minggu, ga ada travel agent yg buka. Akhirnya nemu di Mall Cikarang : Dwidaya Tour. Untung masih dapat 2 tiket Sriwijaya ke Solo. ETD 1740. 328 rebu/orang.
Jam 1400 kami berangkat ke Cengkareng. Kuatir macet.
Ternyata penerbangan di tunda 1,5 jam. Kasihan crew daratnya yg jadi sasaran omelan penumpang.
Sampai Solo jam 2000 an, dijemput Iwan
Duh lega nya bisa sampai rumah.

Traveling itu menyenangkan
Tapi setelah beberapa waktu, tetap saja bisa pulang ke rumah adalah suatu yang lebih menyenangkan :p